Tosariweg (Jalan Tosari) -- kini Jalan Kusumaatmaja -- Jakarta Pusat, diabadikan tahun 1937, yang kala itu juga disebut zaman normal. Perhatikanlah kesegaram taman muka dan atap. Pagar-pagar tinggi yang sekarang merupakan ciri khas kediaman para elit belum ada. Maklum kala itu Kota Batavia aman, belum banyak dikenal perampokan, perampasan, penjambretan, perkosaan, dan berbagai peristiwa kriminal yang sekarang ini makin brutal, sadis, berani dan terang-terangan.
Jalan Tosari (Kusumaatmaja) yang terletak di kawasan elite Menteng, tulis Adolf Heyken dan Grace Pamungkas merupakan kota taman pertama di Indonesia. Rumah tipe seperti terlihat dalam gambar beratap perisai dengan teritis lebar. Tipe rumah Tosari dibangun dalam lahan hijau dengan taman depan. Untuk menikmati keindahan taman tersebut selalu terdapat teras (beranda) di depan rumah. Menurut Adolf Heyken dalam buku: Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia, ruang dalam rumah serta tata letaknya menunjukkan bahwa rumah seperti ini direncanakan bagi keluarga kecil dengan cara hidup sederhana. Tipe rumah semacam ini juga terdapat disejumlah kawasan Menteng, yang kini telah disulap menjadi rumah mewah dan sangat mewah.
Pada tahun 1960-an, Menteng masih sepi dan belum ada kemacetan lalu lintas yang sudah kagak ketolongan lagi seperti sekarang ini. Pada tahun-tahun tersebut, saya sering ke Menteng naik sepeda dari Kwitang, yang jaraknya sekitar lima km. Saat-saat bulan Ramadhan sambil menunggu berbuka, saya dan teman-teman sering ke taman Lembang, karena air situnya jernih dan dalam. Mendatangi kawasan Menteng saat ini kita sudah hampir tidak menjumpai lagi taman-taman indah dan dimana-dimana terdapat pepohonan lebat, hijau royo-royo.
Sejak tahun 1970-an -- waktu booming petro dolar mulai mengalir ke kantong-kantong pejabat pemerintah dan banyaknya kontraktor dapat uang bejibun sambil menilep uang rakyat, rumah-rumah di Menteng berubah drastis: dipermak, dibongkar dan diganti. Sehingga Menteng yang dibangun 1920'an dan dimaksudkan sebagai kota taman pertama di Indonesia sama sekali berubah bentuknya. Pada tahun 1970'an dan tahun-tahun berikutnya merupakan masa keemasan bagi kaum koruptor di Indonesia. Hampir tidak ada yang ditahan hingga mereka leluasa sekali merampok duit rakyat.
Kembali kepada Menteng tempo doeloe, ketika itu kawasan ini bersih dan teratur. Kini suhu udara naik dan kantor berdiri seperti jamur. Meskipun Gubernur DKI Ali Sadikin pernah mengeluarkan larangan mendirikan tempat usaha di Menteng. Sementara warung-warung dibiarkan memadati trotoar, taman, dan pojok persimpangan jalan, asal membayar 'uang keamanan', tulis Heyken.
Menteng dibangun oleh Bouwmaatschappij NV de Bouwploeg yang kantornya kini berada di masjid Cut Nyak Dien. Menteng kemudian jadi model bagi wilayah-wilayah pemukiman baru di kota-kota lain di Jawa seperti Surabaya dan Semarang. Sayang kalau Menteng yang pernah dijuluki Minerva-nya Amsterdam menjadi kurang terurus. Kini Menteng kehilangan tempat bersejarah dengan dibongkarnya Lapangan Persija. Lapangan ini dibangun 1921, dan ketika itu bernama Vios Veld (Lapangan Vios). Vios adalah nama kesebelasan yang para pemainnya warga Belanda.
(Alwi Shahab)
Saturday, October 21, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment