Inilah foto kesibukan dari para karyawan bagian administrasi Nederlandsdche Handel Maatchappij (NHM) NV yang bergerak di bidang perbankan. NHM yang menggantikan fungsi VOC yang bangkrut pada 1799 akibat korupsi yang dilakukan oleh hampir semua pejabatnya, berkantor di Stationspllein (Jl Lapangan Stasion no 1)-- Binnen Niuewpoortsstraat-- depan stasion Beos (Kota).
Bangunan ini mulai digunakan sejak 1933 oleh NHM sebagai gedung factorij di Batavia, menggantikan bangunan lama di Jl Kalibesar Timur 27, Jakarta Kota. Cabang pertama NHM di Batavia pada 27 Februari 1826. Semenjak 1 September 1883 perusahaan ini membuka diri untuk deposito, rekening koran, dengan bunga empat persen untuk jangka waktu enam bulan.
Kini bekas gedung NHM di depan stasion Beos dijadikan Museum Bank Mandiri. Setelah sebelumnya dilebur kedalam Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Pada 2 Oktober 1998 empat bank pemerintah bergabung masing-masing Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) kedalam Bank Mandiri.
Foto yang diabadikan 1940-an terlihat beberapa pegawai pribumi yang memakai celana pendek. Menurut Kartum Setiawan, ketua komonitas jelajah budaya, inilah seragam karyawan NHM tempo doeloe, terutama untuk golongan pribumi atawa inlander.
Memang pemerintah kolonial selalu melakukan politik diskriminasi terhadap warga pribumi. Mereka tidak boleh menggunakan toilet untuk warga Belanda, tapi di sini terdapat toilet khusus untuk inlander. Lihatlah bagaimana semrawutnya berkas-berkas di meja yang terbuat dari kayu. Tentu saja belum nongol komputer, seperti layaknya di kantor perbankan sekarang ini. Di bagian kanan foto terlihat mesin-mesin pendukung perbankan. Sementara lampu-lampu buatan pabrik Marqoee Depocee dari Prancis, merek yang terkenal kala itu.
Pada tahun 1930-an transportasi pegawai NHM masih menggunakan sepeda. Karenanya pada lantai dasar gedung berlantai tiga ini terdapat tempat parkir sepeda dengban kapasitas 120 sepeda. Pegawai rendahan sekalipun mereka tinggal berjauhan dari kantor tetap menggunakan sepeda. Masih dilantai dasar terdapat percetakan terbuat dari conblock kayu jati yang didatangkan dari Rembang, Jawa Tengah. Alasan menggunakan conblock dari kayu jati agar huruf-huruf yang jatuh ke lantai tidak patah.
Di lantai II seperti terlihat di foto ini, hingga kini masih kita jumpai ruang kas Cina (Chineesche Kas) dengan furniture dan perlengkapan bank peninggalan Factoriju Batavia NHM. Pada waktu itu banyak nasabah NHM berasal dari etnis Cina, sementara pribumi masih lebih senang menyimpan uang di bawah kasur atau bantal.
Di dalam gedung ini NHM memiliki perbankan afdeling bankzaken dan perkebunan (cuulturzaken) yang berada di lantai dua seperti terlihat di foto. Di lantai III (eerste verdieping) juga terdapat ruang rapat besar, laboratorium, ruang direksi perkebunan, presiden direksi dan kepala contorler hingga sekarang kondisinya seperti tahun 1930-an, ketika gedung masih digunakan NHM.
(Alwi Shahab)
Saturday, October 21, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment