Saturday, October 21, 2006

Noordwijk (Jalan Juanda) 1920

Inilah foto Noordwijk (kini Jalan Juanda) Jakarta Pusat, yang diabadikan 1920 atau 86 tahun lalu. Mendatangi Jalan Juanda yang hiruk pikuk dan salah satu pusat kemacetan di Ibu Kota, kini kita tidak menjumpai lagi adanya pohon-pohon asem dan kenari di kiri kanan jalan (kaki lima). Bahkan untuk pejalan kaki sudah dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima yang memanjang hingga Pasar Baru yang jaraknya sekitar tiga km.

Dalam foto tempo doeloe itu tampak seorang Belanda memakai seragam putih-putih, pakaian para pegawai dan amtenar ketika itu di jalan yang cukup lengang kecuali beberapa sado atau delman, tranportasi utama saat itu. Kala itu, karena moobil belum banyak yang nongol, para orang tajir umnumnya memiliki delman. Sedangkan para warga Betawi di samping menjadi sais, sekaligus bertugas memelihara dan memberi makan kuda-kuda. Mereka berlamngganan rumput dan dedak yang kala itu banyak dijual di berbagai tempat. Di samping itu ditempat-tempat dendam ngetem terdapat kumbongan tempat kuda minum dan makan.

Foto ini tampaknya diperapatan Harmoni, di mana Noordwijk dan jalan raya di seberangnya Rijswijk (kini Jalan Veteran) dibatasi Kali Ciliwung. Di Jl Veteran terdapat Istana Negara yang pada masa kolonial bernama Risjwijk Palace tempat kediaman gubernur jenderal. Dulu Bung Karno dan keluarganya tinggal di Istana, kecuali Sabtu dan Minggu ia berada di Istana Bogor. Sejak masa Pak Harto, dan kemudian presiden-presiden berikutnya -- kecuali Gus Dur --, mereka menjadikan istana sebagai tempat kegiatannya sehari-hari.

Baik Noordwijk maupun Rijswijk merupakan daerah elite yang banyak dihuni para bule. Di kedua jalan ini terdapat hotel-hotel, berbagai tempat hiburan, bioskop, gedung kesenian, dan pertemuan (Harmonie). Semuanya dengan ciri-ciri Eropa modern. Pada masa pemerintahan Inggris, gubernur jenderal Raffles (1811-1816) menyulapnya jadi kawasan Eropa, dan menggusur warga Betawi dan Cina dari kawasan elite ini. Dia sendiri membangun sebuah rumah mewah yang kemudian menjadi Hotel der Nederlanden. Pada masa Bung Karno, hotel ini yang sebelumnya diubah namanya menjadi Hotel Dharma Nirmala kemudian dijadikan sebagai Markas Besar Cakrabirawa, pasukan khusus pengawal presiden. Kini oleh Presiden Soeharto dijadikan sebagai gedung kepresidenan: Bina Graha.

Dahulu, di Noordwijk terdapat sebuah taman yang pada malam hari terutama malam Minggu dipenuhi oleh para pesolek: para pria dan wanita berpakaian Eropa yang sedang bermesraan diterangi oleh rembulan dan lampu-lampu taman yang indah, tulis seorang soldadoe Belanda menggambarkan Noordwijk awal abad ke-20.

Di Noordwijk - terdapat Gang Thiebault -- (kini menjadi Jalan Juanda III). Mengabadikan nama Alfred Thiebault, seorang Belanda yang memulai karirnya sebagai seorang guru (1852). Berkat ketekunannya setelah ia beralih profesi ia dipercaya jadi pengelola Klub Militer Condordia (kini di sudut kiri Departemen Keuangan di Lapangan Banteng). Karirnya kemudian menanjak dan ia diserahi tugas sebagai pengelola Klub Harmoni (kini merupakan bagian dari Gedung Sekretariat Negara di Harmoni).

(Alwi Shahab)

No comments: