Friday, July 11, 2008

Volksraad DPR Versi Belanda

Foto tahun 1930 memperlihatkan Gubernur Jenderal BC de Jonge sedang berpidato dalam suatu sidang Volksraad (Dewan Rakyat) atau parlemen versi Hindia Belanda. De Jonge dengan congkak mengatakan: "Kita orang Belanda telah berkuasa selama 300 tahun di Hindia. Dan kita masih akan berkuasa lagi." Tentu saja pidatonya ini mendapat reaksi keras dari kelompok nasionalis, bukan hanya di Volksraad tapi juga dari berbagai gerakan yang saat itu makin galak menyuarakan kemerdekaan Indonesia termasuk Bung Karno dan Bung Hatta.

Volksraad didirikan pada 1918 karena desakan dari pemuka-pemuka pergerakan di Indonesia dan dari orang Belanda sendiri. Anggota Volksraad sebagian besar ditunjuk oleh Ratu Belanda yang nama-namanya diajukan oleh gubernur jenderal Hindia Belanda. Orang Indonesia di Volksraad tidak pernah melebihi 50 persen sehingga segala perjuangan kemerdekaan dan nasib rakyat selalu dikalahkan dalam sidang-sidang Volksraad. Meski bikinan Belanda, tapi banyak warga pribumi yang bersikap radikal dalam membela rakyat kecil. Salah satu di antaranya Mohammad Husni Thamrin, tokoh nasional kelahiran Sawah Besar, Betawi.

Sidang-sidang Volksraad berlangsung di gedung Pancasila, di Jl. Pejambon, Jakarta Pusat yang kini menjadi bagian dari gedung Departemen Luar Negeri RI. Gedung ini dibangun 1830. Awalnya merupakan tempat kediaman Komandan Tentara Hindia Belanda. Dia adalah Herzog Bernhard van Sachsen (1792-1862). Karena itu pada masa kolonial tempat ini bernama Hertogpark (Taman Adipati). Sebelumnya seorang Tionghoa pernah mendirikan pabrik dan penggilingan tebu di tempat ini. Untuk kemudian digantikan dengan tangsi militer.

Lalu mengapa kini dinamakan Gedung Pancasila? Sebab dari gedung inilah Bung Karno berpidato pada 1 Juni 1945 yang melahirkan falsafah negara Pancasila. Gedung ini juga pernah digunakan sebagai tempat sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan yang sehari setelah proklamasi menelorkan UUD 1945. Bersamaan dengan itu Bung Karno dan Bung Hatta masing-masing dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

(Alwi Shahab, wartawan Republika)

No comments: