Foto yang diabadikan oleh Woodbrog & Page pada tahun 1870 memperlihatkan masa kejayaan Kali Besar yang terletak di muara Sungai Ciliwung, bandar Sunda Kalapa. Pemandangan ini diambil dari dekat muara Ciliwung, Kali Besar di mana terdapat Hotel Omni Batavia -- hotel berbintang lima yang dibangun akhir 1980-an untuk menarik para wisatawan mancanegara.
Terlihat belasan kapal layar yang membongkar muat barang-barang baik dari mancanegara maupun dari daerah selatan pedalaman Batavia tanpa mengalami kesulitan mengarungi sungai yang masih jernih dan dalam.
Sekalipun pada akhir abad ke-19 bandar Sunda Kalapa telah dipindahkan ke Tanjung Priok, tapi kawasan Kali Besar, Jakarta Kota, masih menunjukkan pamornya. Bahkan pada awal abad ke-20, ketika kota Batavia makin berkembang, beberapa perkantoran seperti terlihat dalam foto telah diperbaharui dengan gaya modern, seperti yang dapat kita saksikan sisa-sisanya sekarang ini.
Kini, kawasan Kali Besar sepanjang 1,2 km dari bekas Gedung Arsip Nasional di Jalan Gajah Mada hanya kira-kira ratusan meter dari pusat bisnis Glodok, airnya kembali akan dijernihkan seperti awsal abad ke-17 dan abad 18. Air sungai dalam beberapa bulan mendatang akan mendapati kedalaman satu setengah meter, sementara dua buah bendungan akan dibangun untuk menghindari masuknya sampah. Air sungai yang telah dijernihkan
Sampai abad ke-20 di Kali Besar, baik Kali Besar Timur dan Kali Besar Barat berdiri sejumlah perusahaan besar yang bergerak di bidang ekspor impor, perkapalan, jasa dan asuransi. Dahulu di Kali Besar Barat dekat Jl Tiang Bendera terdapat perusahaan Maclaine Watson & Co yang telah berdiri sejak 1825 oleh seorang Inggris Gilleon Maclainbe yang mengadu untung ke Jawa tahun 1920 dalam usia 22 tahun. Perusahaan raksasa ini juga bergerak dalam ekspor impor, pelayaran dan memiliki sejumlah armada kapal sendiri. Termasuk ekspor gula yang kala itu merupakan ekspor komoditi utama dari Hindia Belanda.
Kali Besar abad ke-17 dan 18 juga merupakan pemukiman orang-orang Belanda yang terletak di dalam kota berbenteng. Ketika itu orang Cina masih dibolehkan tinggal di Kali Besar. Tapi sejak terjadi pemberontakan Cina tahun 1740 yang mengakibatkan 10 ribu warga Cina terbunuh, mereka dipindahkan ke Glodok sampai sekarang ini. Glodok kala itu terletak di luar kota bertembok. Kali Besar sudah bernama demikian jauh sebelum Kraton Jayakarta berdiri (1527) yang berlokasi di tepi barat Kali Besar. Batas selatannya adalah rawa-rawa yang disebut Roa Malaka, batas timurnya Jl Pakin sekarang dan batas baratnya Jl Pejagalan.
(Alwi Shahab, wartawan Republika )
Friday, July 11, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment