Friday, July 11, 2008

Membangun Kembali Rumah Bung Karno

Munculnya penawaran untuk membeli rumah Bung Karno semasa kecil di Blitar, Jawa Timur, cukup mengagetkan banyak pihak. Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault bersama sejumlah artis siap menggalang dana untuk menyelamatkan rumah tempat Presiden RI pertama dilahirkan karena hendak dijual ahli warisnya pada pihak asing (Malaysia). Di tengah kemelut rumah keluarga besar proklamasi RI itu, di Jakarta justru ada upaya untuk membangun kembali tempat kediaman Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur (kini Jalan Proklamasi) No 56, Jakarta Pusat. Kediaman Bung Karno -- seperti terlihat dalam foto --, merupakan gedung paling bersejarah di negeri ini. Karena dari gedung -- bekas bungalow atau landhuis milik warga Belanda ini--, inilah pada 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI. Di beranda rumah Bung Karno itulah prokalamasi dikumandangkan.

Gedung dengan pekarangan luas ini, pada tahun 1960 telah digusur dan kemudian dibangun Gedung Pola semacam Bappenas sekarang ini. Menurut Kepala Seksi Monumen Proklamasi, Isa Anshari, dalam upaya membangun kembali kediaman Bung Karno itu pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2008 akan diselenggarakan seminar yang akan dihadiri tokoh nasional dan sejarawan. Di depan gedung bersejarah itu, pada 17 Agustus 1946 -- setahun setelah proklamasi -- telah dibangun sebuah tugu seperti terlihat dalam foto. Tugu ini juga mengalami nasib yang sama tergusur ketika dibangun Gedung Pola berlantai enam yang terletak dibagian belakangnya.

Bung Karno tinggal di rumah tersebut sejak masa pendudukan Jepang (1942) hingga masa awal revolusi fisik (Januari 1946). Karena keadaan Ibu Kota semakin gawat dengan makin gencarnya serangan NICA, dari kediamannya itulah Bung Karno dan keluarga hijrah ke Yogyakarta. Agar tidak diketahui tentara Belanda, ia naik kereta api yang dipadamkan lampunya dari belakang kediamannya di stasion Pegangsaan. Di gedung inilah kabinet pertama RI bersidang beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan.

Isa Anshari tak dapat memastikan bila kediaman Bung Karno dibangun kembali, gedung Pola yang kini jadi Gedung Perintis Kemerdekaan RI akan tergusur. Karena gedung ini berada di bawah pengawasan Sekretariat Negara. Yang jelas patung kedua proklamator Soekarno-Hatta yang terletak di bagian depan gedung akan tetap dipertahankan. ''Jadi setelah dibangun kembali, kediaman Bung Karno tidak harus sebesar aslinya. Yang penting masyarakat dapat mengetahui suasana saat-saat peristiwa bersejarah 63 tahun lalu,'' kata Isa Anshari.

Entah karena apa gedung ini digusur atas perintah Presiden Soekarno sendiri untuk dijadikan Gedung Pola. Ketika itu banyak pihak menyayangkan mengapa rumah sangat bersejarah ini harus dirobohkan. Hingga momentum proklamasi yang sesungguhnya menjadi hilang dengan tidak adanya lagi rumah yang menjadi saksi monumen bersejarah ini.

(Alwi Shahab, wartawan Republika )

1 comment:

Unknown said...

Betul pendapat bapak said, tokoh entong tololah yg banyak berperan memimpin pembrontakan buruh tani ditambun baik dari dokumen voc maupun cerita dari engkong ane malah setelah voc membuang entong tolo 1910 kemenado engkong ane nama lengkapnya haji hanafi pernah membakar gudangpadi digedungjuang,dan ide pembrontakan entong tolo setelah banyaknya korban hukum gantung yg dilaksanakan voc di alunalun bekasi.penulis masih keturunan langsung dari entong tolo dari rd.neneng bin pangeran entong tolo makamnya terletak ditambun