Friday, July 11, 2008

Pasar Pisang atawa Kali Besar Timur 3

Entah apa sebabnya, gedung ruko berlantai dua yang diabadikan 1865 terletak di Pasar Pisang dan kini menjadi Jalan Kali Besar Timur 3. Seperti juga sekarang, ruko yang terdiri belasan unit ini menjadi perkantoran dari berbagai perusahaan Belanda dan Eropa yang di dalamnya menjual sandang pangan, minuman beralkohol, porselen, cerutu, perusahaan jasa angkutan, hingga bahan bangunan.

Ketika foto ini diabadikan oleh fotografer Woodbury & Page, Jalan Raya Kali Besar Timur sedang diaspal meskipun kala itu mobil masih belum nongol. Salah satu perusahaan yang terletak di antara deretan ruko (rumah toko) adalah Van Vleuten & Co yang didirikan di Batavia 1865 oleh Diendericus Bernandus van Vleuten (lahir 1835) dan Willem Hendrix Co. (1834-1884). Van Vleuten & Cox juga menjadi jurulelang dan agen perkapalan. Van Vleuten tercatat sebagai penduduk Batavia pada 1854, sementara Cox rekan bisnisnya tercatat tahun 1857.

Pasar Pisang yang kini menjadi Jl Kali Besar Timur 3, menjadi salah satu pusat kegiatan berbagai bisnis terutama setelah 1870 ketika terjadi liberalisasi di negeri Belanda yang berdampak ke Batavia. Van Vleuten & Cox juga aktif membangun real estate untuk warga Barat yang banyak berdatangan setelah berlangsung liberalisasi ekonomi. Kala itu yang menjadi angkutan utama adalah sado dan delman, termasuk sado yang penumpangnya berada di ruang tertutup dan sang kusir duduk di bagian depan.

Gedung yang telah berusia dua abad ini masih kita jumpai di bagian kota lama Jalan Kali Besar Timur 3. Tapi keadaannya sangat menyedihkan dan kini dijadwalkan akan direhab kembali. Apalagi di bagian ujung kanan gedung tersebut dahulunya terletak Toko Buku dan Percetakan G Kolff & Co. Sampai tahun 1957 percetakan Kolff meskipun kantor pusatnya pindah di Jl Pecenongan, Jakarta Pusat, merupakan supplier utama buku-buku untuk keperluan sekolah di Hindia Belanda yang diberikan secara cuma-cuma. Kolff & Co juga merupakan produser foto-foto post-card topografi Batavia pada abad ke-20 selama dua dekade.

Dinas Permuseuman dan Kebudayaan DKI telah membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemetaan dan Pengembangan Kota, yang diketuai oleh Candrian Attahiyat untuk mengembalikan kembali pamor Kali Besar seperti pada masa abad ke-18 dan 19. Di kawasan Kali Besar terdapat 50 gedung tua yang akan dikembalikan kembali keindahannya seperti masa lalu sebagai salah satu tujuan wisatawan asing di Jakarta. Candrian mengeluhkan banyak gedung tua itu kini keadaannya memprihatinkan karena tak terawat. Ada gedung bersejarah yang di bagian dalamnya dipakai oleh pengumpul barang bekas sebagai tempat tinggal.

(Alwi Shahab, wartawan Republika )

No comments: