Sunday, February 03, 2008

Glodok, Sinshe dan Obat Cina

Menyambut hari raya Imlek Glodok atawa China Town berhias diri. Inilah foto Glodok, tepatnya di Pintu Kecil, Jakarta Kota yang diabadikan tahun 1957. Terlihat lalu lalang yang mulai ramai. Sementara mobil-mobil merek Morris, Austin dan Opelet dari Eropa yang kemudian pada tahun 1970-an menjadi angkutan penumpang dengan nama yang sama. Otobus, delman, dan sepeda turut meramaikan jalan raya. Memang suasana setengah abad lalu di kawasan Glodok masih kental dengan ciri-ciri Cinanya. Tulisan-tulisan Mandarin terlihat di semua toko dan tempat perdagangn, diselingi bahasa Indonesia. Sementara rumah-rumah masih meniru tradisi di negeri leluhur -- daratan Cina --, dengan genteng-genteng meruncing di bagian atasnya. Konon, kala itu sebagian besar uang beredar di kawasan Glodok. Setelah terjadi pemberontakan G30S yang didalangi PKI, huruf dan bahasa Mandarin dilarang diajarkan di sekolah-sekolah Tionghoa.

Dalam foto terlihat toko obat yang menjual anggur kolesom penambah tenaga terutama bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Sampai sekarang Glodok masih banyak didapati tempat praktek para sinshe dan toko-toko penjual obat yang banyak didatangi pembeli. Menurut Prof Dr James Danandjaya dari UI, pengobatan Cina kini sudah terkenal di seluruh dunia dan menjadi kajian ahli-ahli pengobatan Barat. Kekhasannya adalah menggunakan bahan obat-obatan dari alam, khususnya tanam-tanaman (herbal) sehingga efek samping yang ditimbulkan relatif kecil dibandingkan obat-obatan Barat. Pengobatan Cina juga terkenal dengan tusuk jarum (akupuntur).

Presiden Soekarno pada tahun 1965, ketika menderita sakit cukup parah mendatangkan tim dokter dari Repulik Rakyat Cina untuk turut mengobatinya. Kembali kepada pengobatan Cina, apabila penyakit seorang pasien telah didiagnosis sang sinshe kemudian akan membuatkan resep dari kombinasi daun-daunan serta akar-akaran untuk memulihkan kesehatannya. Lalu si pasien akan membawa resep tersebut ke toko obat tradisional Cina. Selain berbentuk jamu-jamuan, obat herbal dapat berupa kapsul atau minuman tonik. Tapi, sekarang kita harus berhati-hati dengan obat-obatan Cina yang banyak dijual di berbagai tempat karena banyak dipalsukan. Sehingga Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan puluhan obat Cina yang terlarang beredar karena membahayakan.

(
Alwi Shahab, wartawan Republika)

No comments: