Sunday, April 20, 2008

Toko Serba Ada di Molenvliet

Foto yang diabadikan tahun 1890-an adalah departemen store (toko serba ada) pertama di Batavia. Letaknya di Molenvliet West (kini Jalan Gajah Mada). Namanya menggunakan bahasa Belanda Eigen Hulp yang juga memproduksi pakaian seragam untuk para militer Belanda yang bertugas di Batavia.

Seperti juga sekarang, toko serba ada banyak memiliki cabang (eigen hulp) yang artinya 'tolong menolong'. Eigen hulp juga terdapat di Noordwijk (kini Jl Juanda) yang agak lebih kecil. Di sebelah kirinya terdapat Hotel Marine, hotel yang kala itu cukup bergengsi. Di depannya terlihat lampu gas, penerangan pada abad ke-19. Demikian juga mobil yang belum terdapat di Batavia, angkutan berupa andong yang ditarik kuda yang tengah ngetem menunggu penumpang.

Di Noordwijk (Jl Juanda), eigen hulp khusus menjual perabot rumah tangga (furniture). Produk alat-alat rumah tangga eigen hulp sangat terkenal di Batavia dan dalam pameran di Pasar Gambir (1907) mendapat piala emas sebagai penghargaan atas produksinya yang bergaya mutakhir. Sayangnya toko serba ada ini kegiatannya terhenti pada tahun 1929 dan ditempat ini kini berdiri pertokoan.

Sementara toko serba ada di Jl Gajah Mada yang dilewati oleh trem listrik dari Jatinegara-- Tanah Abang dan Gambir-- menuju Pasar Ikan, jalan rayanya masih tampak lengang dan dinaungi oleh pohon-pohon rindang. Jl Gajah Mada yang dipisahkan oleh Sungai Ciliwung dengan Jalan Hayam Wuruk, satu abad lalu merupakan kawasan elite di Batavia. Karena sejak awal abad ke-19, warga 'bule' ramai-ramai meninggalkan 'kota lama' di Jakarta Kota yang dianggap sumpek dan sarang penyakit. Demikian juga dengan Risjwik (Jl Segera) dan Noordwijk (Jl Juanda) menjadi kawasan paling elite di Batavia.

Charles Walter Kinloch seorang turis warga Inggris yang berkunjung ke Batavia pada 1852 menyebgutkan : ''Kehidupan elite Eropa dan Belanda di Batavia penuh glamour''. Wanitanya senang menggunakan pettocoat terbuat dari sutera. Mereka mendatangkan pakaian-pakaian modern terbaru dari Paris dan London, yang kala itu merupakan pusat mode. Di eigen hulp juga banyak didapati barang impor dari Eropa seperti buana spria, alat-alat musik, dan mainan anak-anak.

(Alwi Shahab, wartawan Republika )

No comments: