Thursday, September 30, 2004

Tanah Abang ku dulu dan Sekarang

Bagi warga Jakarta, tempat ini sungguh tidak asing lagi. Di pasar grosir untuk tekstil dan garmen terbesar di Asia Tenggara ini, milyaran rupiah transaksi terjadi setiap hari. Menurut sejarah, pasar Tanah Abang dulunya di zaman Belanda adalah tempat pengrajin batik menjual dagangannya, juga tempat pedagang kambing.

Sekarang, jenis perdagangan tersebut masih ada, tetapi sudah jauh lebih luas dari pada itu. Yang menyedihkan adalah kesemrawutan lalu lintas dan ketidakjelasan landplan Pemda DKI. Lihat saja, jalan2 di persimpangan KHM. Mansyur dan jalan yang menuju ke "Bongkaran" (istilah penduduk setempat atas lokasi yang sering dipergunakan untuk pelacuran kelas teri). Kendaraan tidak dapat atau sangat lambat (kalau tidak mau disebut merangkak) lalu lalang secara kacau disana.

Kapan yah Tanah Abang seperti, misalnya di Singapura?

No comments: