Friday, August 25, 2006

Asal Nama Betawi

Minggu, 15 Januari 2006

Banyak yang mengajukan pertanyaan pada saya tentang asal usul nama Betawi. Sampai ada yang mengira nama Betawi berasal dari 'bau tai'. Konon ketika balatentara Mataram pada tahun 1928 dan 1929 berusaha merebut kota Batavia, pasukan VOC kala itu bertahan di benteng pertahanan Redout Maegdeln, sebuah menara dekat kastil Batavia.
Seorang sersan kompeni, Ian Mulder, dan 15 orang kawannya berusaha untuk bertahan terhadap serangan balatentara Mataram yang terus merangsek dan mendekati benteng. Pada saat-saat yang genting demikian ini, pasukan VOC yang dilengkapi sebuah meriam kecil kehabisan mesiu. Dalam suasana keputus-asahan ini, sersan VOC berteriak, "Lihat bagaimana saya mengusir musuh keparat ini."

Sang sersan mengangkat pot-pot berisi kotoran manusia dan melemparkan isinya pada pasukan Mataram. Melihat itu, timbul kembali semangat para kompeni. Mereka mengikuti jejak sang sersan. Mereka pun ramai-ramai melemparkan pot-pot berisi kotoran manusia itu. Pasukan Mataram yang merasa jijik mundur dengan rasa amat penasaran. Teriakan pun terdengar di mana-mana, "Bau tai... Bau tai!". Dari kejauhan suara itu terdengar seperti 'Betawi'.

Tentu saja perkiraan itu tak dapat diterima akal. Apalagi sampai ada yang menyatakan kotoran manusia itu digunakan sebagai peluru. Karena tai bukan zat padat yang dapat ditembakkan. Tapi perlu diketahui, sampai abad ke-18 rumah dan gedung di Batavia tidak memiliki toilet. Termasuk gedung Balaikota yang kini jadi Museum Sejarah DKI Jakarta di Jl Fatahillah, Jakarta Barat.

Kala itu kebiasaan penghuni kota Batavia, kalau hendak buang hajat di masukkan ke tong-tong yang tersedia di tiap rumah dan kantor. Lalu isi tong itu dilemparkan ke kali atau kanal-kanal yang disebut 'kembang jam 9 malam'. Karena pemerintah VOC mengeluarkan peraturan kotoran manusia itu baru boleh dibuang setelah jam 9 malam.
Ada juga yang menyebutkan bahwa Betawi berasal dari kata Batavia. Tapi yang jelas Gubernur Jenderal JP Coen, pendiri kota ini, mengusulkan kota yang dibangunnya bernama Niew Hoorn untuk mengenang kota kelahirannya di Belanda. Tapi, pihak pemegang saham VOV yang berpusat di Amsterdam lebih menyetujui nama Batavia. Padahal nama ini, secara tidak sengaja diberikan pada seorang prajurit yang tengah teler akibat menenggak minuman keras. Coen sangat kecewa karena usulannya ditolak, dan sampai meninggal Oktober 1929 ia menolak memakai nama Batavia. Dia menyebut kota yang didirikannya Fort Jacatra atau 'benteng Jacatra'.

Ada banyak versi tentang kematian Coen. Ada yang mengatakan ia diracun. Ada pula yang menyatakan ia tidak meninggal di kastil (benteng). Tapi dicuclik, dianiyaya serta dibunuh balatentara Mataram. Memang ia mati hanya beberapa hari setelah balatentara Islam Mataram menyerang kota Batavia.

Konon, seperti diceritakan Candrian Attahiyat dari Dinas Kebudayaan dan Permuseum DKI Jakarta, kepala Coen ditanam di tangga pertama pemakaman Imogiri, tempat peristirahatan terakhir raja-raja Mataram. Sebagai penghinaan, bila hendak ke pemakaman lebih dulu menginjak kepala Coen. Ada juga yang mengatakan Coen mati dibunuh orang Banda yang membalas dendam atas kekejamannya membunuh ribuan rakyat Banda ketika ia berada di Maluku.

Masih ada versi lain tentang misteri matinya Coen. Ia diisukan mati karena ketakutan mengingat pertemuan yang akan menyusul dengan rekan lamanya, yang saat itu jadi musuh dan calon penggantinya, yakni Jaques Spincx. Spincx adalah pedagang senior yang bekerja selama 12 tahun di kompeni. Dari hubungan kumpul kebonya dengan seorang wanita Jepang lahirlah seorang gadis jelita Saartje Spencx pada 1617. Anak itu kemudian mengikuti ayahnya ke Batavia, sedangkan istrinya tetap di Jepang. Saartje kemudian dititipkan di rumah Coen ketika ayahnya kembali ke Jepang.

Pada tahun 1629, seorang perwira muda berusia 16 tahun Pieter Contenhoeff jatuh cinta pada Saartje yang berusia 16 tahun. Dan cinta pemuda tanpan ini mendapat balasan dari si dara yang berwajah molek. Dengan menyogok beberapa budak dan pembantu rumah tangga, si perwira berhasil masuk ke ruang tidur gadis itu. Di situ walaupun di hadapan budak-budak, pasangan yang tengah dilanda asmara itu melakukan hubungan badan berkali-kali.

Jenderal Coen, yang kemudian mendengar peristiwa yang dianggapnya memalukan itu, langsung membawa keduanya ke pengadilan. Si pemuda dihukum mati di balaikota. Sedangkan Saartje disiksa dan dipermalukan di halaman tengah balaikota. Konon, bagian atas badannya dipertontonkan pada umum. Sang ayah, setelah mendengar peristiwa itu, menjadi marah besar dan bersumpah akan membalas dendam. Dalam suasana demikian itulah Coen meninggal dunia, hingga diisukan dia mati ketakutan.
Kembali ke asal muasal nama Betawi, pada tahun 1858 di Jakarta terbit surat kabar Betawi yang mempergunakan huruf Latin dan Arab bernama Pemberita Betawi. Novel-novel di abad ke-18 dan 19 lebih banyak menyebutkan nama Betawi katimbang Batavia.
Pada tahun 1870, Raden Arya Sastradarma dalam karangannya, Kawontenan Ing Nagari Betawi, menyebutkan masyarakat luas di Batavia dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Melayu. Kebanyakan menyebut dirinya orang Slam atau orang Betawi. Laki-laki Betawi ketika itu umumnya mencukur habis rambutnya (gundul).

(Alwi Shahab )

Wednesday, August 02, 2006

Israel dan Peringatan Allah

Perang Israel lawan Hizbullah di Libanon makin sengit. Setelah pengeboman brutal dan sadis dari sang teroris Israel di Qana yang telah membunuh puluhan anak-anak, kini nampaknya publik mulai dibuka matanya oleh Allah SWT. terhadap kebrutalan dan kesadisan yahudi Israel.

Sekarang ini perang modern seperti perang Israel-Arab telah melibatkan teknologi mutakhir. Dari perang fisik den persenjataan modern, sampai perang psikis (Psycho-war) seperti meng-hack media dan Internet.

Beberapa saat yang lalu saya mendapatkan SMS yang menyatakan permohonan doa dari segenap muslim seluruh dunia agar Allah menolong kaum muslimin terhadap musuh Islam. Lebih spesifik, Syeikh Hasan Nasrullah menyerukan umat Islam untuk membaca ayat ke-26 dari surat Al-Fatah.

Perang ini, menurut opini saya, adalah salah satu peringatan Allah bahwa musuh-musuh Allah tidak akan berdiam tangan menghadapi kejayaan Islam. Juga sebagai peringatan kepada segenap muslim dunia untuk bersatu dan melupakan 'cinta dunia'.

Jikalau Allah menghendaki kehancuran Israel, itu hanyalah semudah membalik telapak tangan.

Tuesday, August 01, 2006

Terrorisme bukan Monopoli Muslim

"Tidak semua muslim teroris, tapi semua teroris adalah muslim". komentar ini ,seringkali terdengar setelah ledakan bom di Mumbai (Bombay, India) menunjukkan bahwa terrorism adalah satu spesialisasi Muslim, jika tidak monopoli. Tapi fakta-faktanya sangat berbeda.

Pertama, tidak ada yanga baru tentang terorisme. Di tahun 1881, para anarkis membunuh Tsar Rusia Alexander II dan 21 orang pengawalnya. Di tahun 1901, para anarkis membunuh presiden Amerika Serikat McKinley dan juga raja Humbert I dari Itali. Perang Dunia I dimulai di tahun 1914 ketika para anarkis membunuh Archduke Ferdinand dari Austria. Terroris-terroris dalam serangan-serangan ini bukanlah Muslim.

Terrorism umumnya didefinisikan sebagai pembunuhan terhadap orang-orang sipil untuk alasan-alasan politik. Beranjak dari definisi ini, Inggris Raj mengacu ke Bhagat Singh, Chandrashekhar Azad, Macan Tamil dan banyak lagi pejuang pembebasan India atan Sri Langka sebagai teroris. Mereka ini adalah Hindu dan Sikh, bukan muslim.

Para petarung gerilya , dari Mao Zedong sampai Ho Chi Minh dan Fidel Castro membunuhi orang-orang sipil dalam kampanye-kampanye politik mereka. Mereka juga disebut terroris sampai akhirnya mereka menduduki posisi kekuasaan (politik). Tidak ada yang muslim diantara mereka.

Di Palestina, setelah Perang Dunia II, grup-grup Yahudi (Haganah, Irgun dand Gang Stern) mengadakan perlawanan untuk pembuatan negeri Yahudi, membom hotel-hotel dan instalasi sipil, serta membunhui orang-orang sipil. Inggris, yang saat itu menguasai Palestina, dengan tepat (pada saat itu) menyebut mereka group teroris Yahudi. Banyak dari teroris ini kemudian menjadi pemimpin negara Israel — Moshe Dayan, Yitzhak Rabin, Menachem Begin, Ariel Sharon. Ironisnya, semua mantan teroris ini melemparkan tuduhan terorisme ke para pejuang pembebasan Palestina dan arab yang melakukan hal yang serupa dengan apa yang mereka pernah lakukan sebelumnya (teroris teriak teroris :-)

Lengkapnya dapat dibaca dengan mengklik link di judul.